Tuesday, September 11, 2012

Dua belas ciri seorang negarawan: idealnya!

Soekarno, seorang founding father negeri Indonesia: 
apakah dia juga seorang negarawan?

Jika anda mau negara anda, Indonesia yang sedang amburadul ini, dapat tumbuh besar, maju dan agung di mata rakyatnya dan di mata dunia, carilah seorang pemimpin negara yang memenuhi 12 ciri berikut ini.
01) Berhasil menegakkan the Rule of Law dalam negara yang dipimpinnya, terhadap semua golongan.

02) Tahu masalah-masalah mendasar dalam negaranya, dan tahu bagaimana mengatasinya di jalur the Rule of Law.

03) Punya visi dan komitmen kuat kemana negara yang dipimpinnya mau dibawa, dalam koridor the Rule of Law.

04) Berhasil mempertahankan bangsa dan negaranya untuk jangka sangat panjang dalam kesatuan dalam keragaman.
05) Berjuang keras dan real untuk menempatkan bangsa dan negaranya di tempat terhormat dan bermartabat dalam dunia internasional.

06) Mempunyai wawasan-wawasan orisinal tentang penataan negara dan bangsa yang diterima dan diakui dunia internasional.

07) Dekat dengan rakyat yang dipimpinnya dan tahu isi hati dan pikiran mereka.

08) Taktis, strategis dan berani, dalam koridor the Rule of Law, dalam menghadapi lawan-lawan politiknya di dalam negerinya sendiri ataupun di luar negeri.

09) Kata-kata, pikiran-pikiran dan wawasan-wawasannya menyatu dengan perbuatan-perbuatannya-- seorang yang telah mengenal dirinya sendiri.
10) Lebih mencintai rakyat dan negaranya ketimbang mencintai isteri/suami dan anak-anaknya sendiri atau partai politiknya sendiri atau bahkan negara-negara lain yang kuat yang umumnya ingin mengendalikan dan mendikte negara-negara lain yang lebih kecil dan lebih lemah.

11) Berhasil menjadi teladan dan panutan semua orang yang dipimpinnya karena komitmennya pada the Rule of Law.

12) Ketika turun dari jabatannya, the Rule of Law semakin kokoh tertanam dalam kehidupan bangsa dan negaranya.

Mari, kita cari dan pilih seorang presiden RI masa depan yang memenuhi dua belas tolok ukur tersebut di atas. Tolong bagi yang punya jalur, sampaikan semua tolok ukur ini kepada Pak Presiden SBY yang telah kita pilih dulu dengan demokratis.


Markus Aurelius (masa hidup 26 April 121-17 Maret 180), 
menjadi Kaisar Romawi 161-180 M


Saya ingin beri satu atau dua catatan tambahan yang penting. Plato, dalam karyanya, Republik, membayangkan suatu kondisi ideal tentang bagaimana dan oleh siapa suatu negara (misalnya negara kota Yunani kuno) seharusnya dipimpin dan dijalankan. Bagi Plato, hanya jika seorang raja juga menjadi seorang filsuf, yakni raja-filsuf, sebuah negara yang dipimpin sosok semacam ini akan bisa maju dengan mantap, dan keadilan dan kebenaran serta hukum dan pengetahuan bisa ditegakkan.
Dalam Republik 5.473d, Plato menulis bahwa "para filsuf harus menjadi raja-raja... atau orang-orang yang sekarang dinamakan raja-raja harus ... dapat berfilsafat dengan memadai dan dengan murni." Bagi Plato, seorang filsuf adalah seorang pecinta kebijaksanaan, satu-satunya orang yang dapat masuk ke dunia Forma (dunia Hakikat Segala Sesuatu). Dalam Republik 6.488d, Plato menyatakan bahwa "seperti halnya dengan seorang nahkoda, raja-filsuf adalah seorang pilot sejati yang harus dan wajib memperhatikan musim-musim, langit, bintang-bintang, arah angin, dan segala sesuatu yang terkait dengan seni pelayaran, jika dia ingin dapat mengendalikan sebuah kapal laut." 
Sayangnya sosok raja-filsuf semacam ini sangat langka, dan dalam sejarah Romawi kuno, tolok ukur Plato ini hanya terpenuhi dalam diri satu orang penguasa Romawi penganut filsafat Stoisisme, yakni Kaisar Markus Aurelius. Dalam karyanya Meditations, Aurelius menjabarkan filsafat yang disebutnya filsafat pelayanan dan tugas. Dalam zaman lebih kemudian, raja Hongaria dan Kroasia yang memerintah sejak 1458, Matthias Corvinus (1443-1490), juga berusaha mengikuti model raja-filsuf yang dipikirkan Plato. 


George Washington, presiden pertama Amerika Serikat dulu: 
apakah dia juga seorang negarawan?

Dalam zaman modern, mungkin sekali sebagian besar tolok ukur di atas terpenuhi dalam diri para founding fathers negeri besar Amerika Serikat. Dan mungkin juga dalam diri Presiden Ir. Soekarno dulu, sebagian tolok ukur di atas terpenuhi, untuk konteks negeri Indonesia. Saya sangat ragu, apakah Gus Dur memenuhi kriteria di atas. Presiden SBY hemat saya tidak memenuhi sebagian besar ciri tersebut di atas. Kita masih harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mendapatkan seorang negarawan yang tangguh, yang akan memimpin bangsa dan negeri Indonesia dan membawanya ke kemajuan yang tak terbatas di masa depan.  

Jakarta, 11 September 2012
Salam, ioanes rakhmat